Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Cermin
ini dapat membentuk bayangan yang dapat langsung kita dapat lihat tetapi tidak
dapat kita tangkat dengan layar. Bayangan seperti ini disebut dengan bayangan
maya. Kebalikan dari bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan sejati. Bayangan
ini baru dapat dilihat setelah lebih dahulu ditangkap oleh layar. Untuk melukis
bayangan pada cermin datar sangatlah mudah yaitu Anda dapat menggunakan hokum pemantulan
Pemantulan Cahaya
Posted in
Senin, 10 Desember 2012
Cabang fisika
yang mempelajari cahaya yang meliputi bagaimana terjadinya cahaya, bagaimana
perambatannya, bagaimana pengukurannya dan bagaimana sifat-sifat cahaya dikenal
dengan nama “Optika”. Dari sini kita kemudian mengenal kata optic yang
berkaitan dengan kacamata sebagai alat bantu pengelihatan.
Telah kita
ketahui bahwa cahaya adalah gelombang, tepatnya gelombang elektromagnetik. Ciri
utama dari gelombang adalah ialah bahwa ia tak pernah diam, sebaliknya cahaya
selalu bergerak. Benda-benda yang sangat panas seperti matahari dan filament lampu
listrik memancarkan cahaya mereka sendiri. Begitu juga cahaya lilin atau cahaya
pada layar televise yang dibangkitkan oleh tumbukan antara electron berkecepatan
tinggi dengan zat yang dapat berfluoresensi (berpendar) yang terdapat pada
layar televise. Mereka merupakan sumber cahaya. Benda seperti bulan bekanlah sumber
cahaya, ia hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Jadi selain
dipancarkan cahaya juga dapat dipantulkan.
Cahaya merambat
lurus seperti yang kita ketahui pada cahaya yang keluar dari sebuah lampu
teater di ruangan yang gelap atau Laser yang melintasi asap atau debu. Oleh karenanya
cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar
cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah. Berkas cahaya
bisa parallel, divergen (menyebar) atau konvergen (mengumpul).
Pada permukaan
benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk suatu pola
yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaaan cemin dipantulkan
sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan
benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.
Berbeda
dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu
permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar.
Berdasarkan
pengamatan dan pengukuran didapatkan bahwa : (1) sinar datang, sinar pantul dan
garis normal terletak pada bidang yang sama; (2) besra sudut datang (i) sama
dengan sudut pantul (r). dua pernyataan diatas dikenal sebagai “Hukum Snellius untuk
pemantulan cahaya”.
Gelombang Cahaya
Posted in
Minggu, 09 Desember 2012
Cahaya menurut Newton (1642 – 1727) terdiri dari partikel-partikel ringan
berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens (1629 – 1695), cahaya
adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada
frekuensi dan panjang gelombangnya saja. Dua pendapat diatas sepertinya saling
bertentangan. Sebab tak mungkin cahaya bersifat partikel sekaligus sebagai
partikel. Pasti salah satunya benar atau mungkin kedua-duanya salah, yang pasti
masing-masing pendapat diatas memiliki kelebihan dan juga kekkurangan.
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa
gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium. Padahal ruang antara
bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa (vakum) sehingga
menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari yang sampai ke bumi jika cahaya
merupakan gelombang seperti dikatakan Huygens. Inilah kritik orang terhadap
pendapat Huygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens dengan memperkenalkan zat
hipotetik (dugaan) bernama eter. Zat ini sangat ringan, tembus pandang dan
memenuhi seluruh alam semesta. Eter membuat cahaya yang berasal dari
bintang-bintang dapat sampai ke bumi.
Dalam dunia ilmu pengetahuan kebenaran suatu pendapat akan sangat
ditentukan ole uji eksperimen. Pendapat yang tidak tahan uji eksperimen akan
ditolak oleh para ilmuwan sebagai suatu teori yang benar. Sebaiknya pendapat yang
didukung oleh hasil-hasil eksperimen dan meramalkan gejala-gejala alam.
Walaupun keberadaan eter belum dapat dipastikan di decade awal abad 20,
berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas Young (1773 – 1829) dan
Agustin Fresnell (1788 – 1827) berhasil membuktikan bahwa cahaya dapat melentur
(difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang khas merupakan sifat dasar
gelombang bukan partikel. Percobaan yang dilakukan olej Jeans Leon Foucault
(1819 – 1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah
dibandingkan kecepatannya diudara. Padahal Newton dengan teori emisi
partikelnya meramalkan kebalikannya. Selanjutnya Maxwell (1831 – 1874)
mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikan dan
kemagnetan sehingga tergolong ke dalam gelombang elektromagnetik. Sesuatu yang
berbeda dibandingkan dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang
elektromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnya
pun amat tinggi bila dibandingka dengan
gelombang bunyi. Gelombang elektromagnetik merambat dengan kecapatan 300.000
km/s.
Kebenaran pendapat Maxwell tak terbantahkan ketika Hertz (1857 – 1894)
berhasil membuktikan secara eksperimental yang disusul dengan penemuan-penemuan
berbagai gelombang yang tergolong ke dalam gelombang elektromagnetik seperti
sinar X, sinar gamma, gelombang mikro RADAR dan sebagainya. Dewasa ini
pandangan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik umum diterima kalangan
ilmuwan, walaupun hasil eksperimen Michelson dan Morley di tahun 1905 gagal
membuktikan keberadaan eter seperti yang disangkakan oleh Huygens dan Maxwell. Disisi
lain pendapat Newton tentang cahaya sebagai partikel tiba-tiba menjadi popular kembali
setelah lebih dari 300 tahun tenggelam di bawah popularitas pendapat Huygens.
Dua fisikawan pemenang hadiah Nobel Max Planck (1858 – 1947) dan Albert
Einstein mengemukakan teori mereka tentang foton. Berdasarkan hasil
penelitiannya tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam, Planck
menyimpulkan bahwa cahaya dipancarkan dalam bentuk paket-paket kecil yang
disebut kuanta. Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam
fisika yang disebut teori Kuantum. Dengan teori ini, Einstein berhasil
menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan nama efek foto listrik, yakni
pemancaran electron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya.
Jadi dalam kondisi tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam
kondisi lain menunjukkan sifat sebagai partikel. Hal ini disebut dualisme
cahaya.
Sumber : Buku Paket UPI "Konsep Dasar IPA"
Oleh : Dra, Margaretta Sri. Y., M.Pd
Drs. Edi Hendri. M.Pd.
Drs. Atep Sujana, M.Pd.
Sifat-Sifat Umum Gelombang
Posted in
Sabtu, 08 Desember 2012
1 Perambatan Gelombang
Gelombang yang merambat
melalui medium disebut gelombang mekanik, sedangkan gelombang yang dapat
merambat tanpa medium disebut dengan gelombang elektromagnetik. Kedua jenis
gelombang ini memiliki arah rambat yang sama, yakni lurus tetapi dengan
kecepatan yang berbeda tergantung kepada jenisnya.
2) Pemantulan Gelombang
Pemantulan cahaya dan
pemantulan bunyi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh
gejala pemantulan gelombang. Jika kita berteriak di dekat suatu dinding atau
tebing maka akan dapat terasakan gejala pemantulannya. Pemantulan cahaya pada
cermin dan pemantulan gelombang pada air sewaktu mencapai tepian pantai dapat
kita lihat dengan jelas peristiwanya. Anda dapat melakukan percobaan sendri
dengan menggunakan tangki gelombang atau sebuah cermin sehingga mendapat hasil
pemantulan.
3) Pembiasan (Refraksi)
Selain pemantulan yang
terjadi pada gelombang oleh sebab itu suatu hambatan atau bidang pemantulan,
gelombang bisa mengalami suatu pembiasan (refraksi, pembelokan). Kita ketahui
bahwa gelomabang merambat dengan kecepata (v), frekuensi (f) dan panjang
gelombang yang tertentu pada suatu medium. Hubungan persamaan Kecepatan =
frekuensi . panjang gelombang akan selalu konstan, namun variable-variabel
kecepatan, dan panjang gelombang dapat berubah, karena penambahan medium. Pembiasan gelombang sangat dipengaruhi oleh perbedaan medium. Bila suatu gelombang dengan frekuensi tertentu memasuki medium lain yang memiliki perbedaan medium maka akan terjadi perubahan pada kecepatan (v) dan panjang gelombang. Perubahan kecepatan tersebut dibarengi dengan pembelokan arah gelombang yang disebut dengan pembiasan. Untuk gelombang dengan frekuensi tertentu (f), panjang gelombang (a) lebih besar di tempat yang dalam daripada ditempat yang dangkal. Sehingga hubungan f=v/panjang gelombang tetap berlaku. Pembiasan gelombang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam, pembiasan gelombangnya akan menjauhi garis normal bila gelombang air dari tempat dalam ke tempat yang dangkal. Sehingga sudut bias (r) akan semakin kecil dibandingkan dengan sudut dating (i).
4) Difraksi (Lenturan)
Peristiwa lenturan
gelombang bisa terjadi bila gelombang dating terhalang oleh celah sempit,
sehingga dari celah sempit tersebut timbul gelombang baru yang merambat ke
segala arah yang menyerupai lingkaran. Peristiwa ini dinamakan difraksi atau lenturan yaitu peristiwa
berubahnya gelombang yang arahnya lurus menjadi gelombang yang arahnya menyebar
setelah melewati celah. Gambar-gambar akan menjelaskan pola difraksi suatu
gelombang.
5) Prinsip Superposisi dan
Interferensi Gelombang
Kita masih bisa
membedakan suara dari masing-masing alat music yang sedang dimainkan secara
bersama-sama walaupun alat-alat music tersebut mengeluarkan frekuensi yang
berbeda-beda dan sama-sama merambat di udara. Hal itu dikarenakan suara-suara
tersebut tidak saling mempengaruhi. Jika dua gelombang atau lebih yang bergerak
dalam medium yang sama, maka paduan gelombang pada setiap titik dinamakan
prinsip superposisi gelombang. Sedangkan interferensi gelombang menyangkut
hasil dari perpaduan dua superposisi gelombang atau lebih tersebut.
sumber : Buku Paket UPI (Konsep Dasar IPA)
oleh : Dra. Margaretta Sri. Y., M.Pd.
Drs. Edi Hendri. M.Pd.
Drs. Atep Sujana, M.Pd
Materi (2)
Posted in
2) Klasifikasi
Materi
Materi diklasifikasikan berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya
berdasarkan kekuatan menghantarkan panas atau menghantarkan arus listrik materi
diklasifikasikan kedalam isolator dan konduktor. Berdasarkan
tingkat wujudnya dikenal dengan adanya benda padat, cair dan gas. Adapun
berdasarkan komposisinya materi diklasifikasikan sebagai berikut :
Materi dibagi menjadi 2
yaitu : Campuran & Zat Murni
Materi campuran dibagi 2
yaitu : yang bersifat Homogen & Heterogen
Materi zat murni dibagi
menjadi 2 bagian yaitu : Senyawa & Unsur
Karena pengaruh energy komposisi energy
tersebut dapat berubah dari suatu komposisi ke komposisi lainnya, atau dari
suatu tingkat wujud ke tingkat wujud lainnya. Perubahan inipun biasa di
kategorikan ke dalam 2 jenis : pertama perubahan fisika dan
kedua perubahan kimia. Pada perubahan jenis pertama
tidak terjadi pembentukan zat baru; artinya unsur-unsur penyusunnya tetap sama
dengan zat semula; sebaliknya pada perubahan jenis kedua selalu terjadi zat
yang benar-benar baru yang unsur-unsur penyusunnya berbeda dengan zat semula.
Perubahan dari campuran ke zat murni atau sebaliknya serta perubahan tingkat
wujud benda merupakan contoh perubahan fisika; sedangkan perubahan dari senyawa
ke unsur atau sebaliknya merupakan contoh perubahan kimia. Perlu Anda pahami bahwa
salah satu cirri perubahan fisika, perubahan tersebut bersifat reversible,
dapat kembali ke komposisi semula walaupun tanpa melalui reaksi kimia. Adapun
pada perubahan kimia, kecuali dengan reaksi kimia benda yang telah berubah
tidak dapat kembali (irreversible) ke komposisi semula.
Pada perubahan fisika, yaitu perubahan yang
tidak menghasilkan zat baru, secara singkat contohnya adalah perubahan tempat,
bentuk, ukuran, dan wujud benda (zat). Perubahan wujud zat contohnya yaitu :
Menyublim : perubahan dari padat ke gas;
Deposisi :
perubahan dari gas ke padat;
Mendidih : perubahan
dari cair ke gas;
Mengembun : perubahan dari gas ke cair;
Membeku : perubahan dari
cair ke padat;
Melebur :
perubahan dari padat ke cair;
Sehubungan dengan perubahan komposisi zat
khususnya yang termasuk ke dalam perubahan kimia, beberapa pengertian dasar
jenis materi berdasarkan komposisinya secara sederhana yaitu :
a. Unsur, adalah materi yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi
kimia menjadi zat yang lebih sederhana. Contohnya : hydrogen, oksigen,
besi, belerang, tembaga. Partikel-partikel unsur disebut dengan atom.
b. Senyawa, adalah materi yang dibentuk dari 2 unsur atau lebih
dengan perbandingan tertentu. Contohnya : air, asam asetat, etanol,
karbondioksida.
c. Partikel-partikel senyawa disebut molekul. Molekul
dapat terdiri dari satu jenis unsur atau lebih. Contoh : molekul gas
oksigen (O2), molekul air (H2O).
d. Campuran homogen, adalah campuran dua atau lebih zat tunggal,
dengan perbandingan sembarang, dimana semua partikelnya menyebar merata
sehingga membentuk satu fasa. Fasa adalah keadaan zat yang sifat dan
komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain di dekatnya. Contoh
campuran yang membentuk satu fasa adalah larutan. Contoh : campuran gula
dengan air (larutan gula), garam dengan air (larutan garam), alcohol dengan air
(larutan alcohol).
e. Campuran heterogen, adalah campuran dua atau lebih zat
tunggal, dengan perbandingan sembarang, dimana partikel-partikelnya tidak
merata sehingga komposisi di berbagai bagian tidak merata dan membentuk lebih
dari satu fasa. Contohnya : campuran air dengan minyak tanah, jika dikocok maka
minyak akan menyebar dalam air berupa gelembung-gelembung. Gelembung berisi
minyak dan lainnya adalah air, jadi ada bidang batas antara minyak dengan air
sehingga terbentuk dua fasa.
Diantara
jenis-jenis zat berdasarkan komposisinya tersebut dapat terjadi perubahan zat
jenis perubahan kimia, yaitu perubahan
yang menghasilkan zat baru karena terjadi perubahan struktur zat tersebut. Contohnya
besi berkarat, kayu terbakara, pencernaan makanan dalam tubuh, fotosintesis. Sedangakan
untuk jenis perubahan fisika
contohnya pemisahan unsur-unsur campuran larutan secara fisika. Pemisahan ini
sangat bergantung pada jenis, wujud, dan sifat-sifat komponen yang akan
dipisahkan.
Ada beberapa cara pemisahan campuran secara fisika, yaitu :
a. Dekantasi, yaitu pemisahan zat padat
dari zat cair yang saling tidak larut pada suhu tertentu dengan cara menggunakan
zat cairnya.
b. Penyaringan,
yaitu pemisahan zat padat dari zat cair dengan menggunakan media kertas.
c.
Destilasi, yaitu pemisahan dua atau
lebih zat cair berdasarkan perbedaan titik didihnya yang cukup besar. Contohnya
pemisahan campuran air dan etanol, dimana pada suhu 25*C dan tekanan 1 atm, titik didih air 100*C sedangkan alcohol 78*C.
d. Rekristalisasi, yaitu pemisahan
berdasarkan perbedaan titik beku komponen campuran. Sebaiknya komponen yang
akan dipisahkan berwujud padat dan lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya pemisahan
garam dengan larutan garam dalam air. Larutan dipanaskan perlahan-lahan sampai
tepat jenuh, kemudian dibiarkan dingin dan garam akan mengkristal, lalu
disaring.
e.
Ekstraksi, yaitu pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan komponen campuran dalam pelarut yang berbeda. Syaratnya
kedua pelarut yang dipakai tidak bercampur. Contoh untuk pelarut ekstraksi
adalah air – minyak, air – kloroform. Misalnya pemisahan campuran A dan B
dengan pelarut X dan Y.
Materi
Posted in
Materi
Pengertian dan Sifat Materi
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang, dan massa adalah ukuran kuantitas materi. Adapun dalam mekanika, massa adalah ukuran ketahanan materi terhadap suatu gaya, yang ditandai dengan perubahan kecepatannya sebagaimana dirumuskan oleh Newton F = m a. Berdasarkan persamaan tersebut massa dapat diukur dengan memberikan gaya (F) pada suatu materi dan diukur percepatannya. Tetapi sangat sulit membuat gaya yang konstan karena banyak gaya lain yang mengganggu, maka dipakai gaya gravitasi untuk menentukan massa :
W = m g
Keterangan :
W = gaya gravitasi ( kg . m . S^(-2) )
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m.S^(-2))
Gaya gravitasi sering disebut berat (bobot). Gaya gravitasi bergantung pada jarak benda dengan pusat bumi, maka nilai W dan g di suatu tempat berbeda dengan di tempat lain sedangkan massa tetap ( m = w/g tetap). Besar percepatan gravitasi di daerah khatulistiwa rata-rata adalah 9,8 ms pangkat min 2. Dengan demikian, berat benda dapat ditentukan dengan mengukur perubahan yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi misalnya dengan neraca pegas. Besar pengaruh gaya tarik bumi terhadap pegas dipandang sebagai berat benda tersebut. tetapi untuk mengukur massa dipakai neraca tuas atau timbangan berlengan, yaitu dengan prinsip membandingkan massa suatu benda dengan massa benda yang sudah diketahui (anak timbangan), dengan asumsi bahwa dua benda yang beratnya sama di tempat yang sama mempunyai massa yang sama.
Materi dapat dikenali dari identitas atau sifat-sifatnya. Ada 2 macam sifat materi berdasarkan hubungannya dengan jumlah materi, yaitu :
a. Sifat Intensif, yaitu sifat yang tidak bergantung pada jumlah materi. Contohnya titik didih,
titik beku, index bias, suhu, kerapatan, rumus senyawa, wujud zat.
b. Sifat Ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah materi. Contohnya massa, energi,
mol, volume, massa jenis.
Mengukur Besaran Suhu
Posted in
Jumat, 19 Oktober 2012
Pengukuran suhu merupakan salah satu
aktivitas yang jarang digunakan pada mayoritas pembelajaran IPA di sekolah
dasar. Hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya alat ukur suhu (thermometer)
di sekolah yang bersangkutan. Sebenarnya jika para pengelolah sekolah dan para
orang tua siswa mau, thermometer adalah barang yang tidak termasuk peralatan
mahal untuk disediakan.
Pembelajaran IPA yang berhubungan
dengan pengukuran suhu dapat dimulai dengan menjelaskan dengan benar pengertian
suhu sebagai “derajat panas” suatu
benda dan “ bukan banyaknya energy panas”
dari benda tersebut. Awali dengan mengenalkan derajat panas kualitatif yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : panas, hangat dan dingin. Tanamkan
pada siswa bahwa derajat panas kualitatif sangat bersifat relative. Kegiatan berikut
dapat dijadikan bahan apersepsi sebelum guru lebih lanjut membahas konsep suhu
sebagai derajat panas kualitatif.
Suruhlah 5 orang siswa secara
bergiliran untuk meraba kening teman-temannya di kelas. Setiap siswa yang
ditugaskan, meraba kening siswa dengan jumlah dan orang yang sama. Mintalah ke
5 orang itu untuk melaporkan berapa banyak siswa yang keningnya terasa panas,
hangat, dan dingin menurut mereka. Selanjutnya guru membahas perbedaan hasil
observasi diantara kelima siswa tersebut. Intinya, bahwa perabaan tangan tidak
dapat dijadikan ukuran yang objektif untuk mengetahui derajat panas suatu
benda.
Kegiatan pengukuran suhu dalam
pembelajaran IPA di SD dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan observasi. Misalnya,
dengan mengunakan thermometer siswa mengukur suhu badan, suhu ruangan, suhu air,
suhu es, suhu es bercampur garam, suhu air selama proses pendidihan dan suhu
air selama proses pendinginan.
Mengukur Besaran Waktu & Besaran Turunannya
Posted in
Minggu, 07 Oktober 2012
a). Mengukur Interval Waktu antar Kejadian
Menurut Sistem Internasional ( SI )satuan waktu adalah detik
atau sekon. Bagaimana satuan detik didefinisikan telah kita bahas pada bagian
sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari satuan waktu kadang dinyatakan dalam
menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Untuk pembelajaran di SD
yang dengan konsep waktu, hendaknya dimulai dari satuan waktu yang biasa
diunakan oleh siswa serta dengan menggunakan alat ukur yang mereka kenal. Alat ukur
yang bisa diperkenalkan dan dilatih penggunaannya kepada siswa antara lain
adalah jam tangan (arloji) atau stopwatch.
Mulailah dengan menanamkan konsep pengukur waktu (mulai
dari jam matahari, jam pasir, jam tangan, hingga stopwatch). Kemudian jelaskan
konversi waktu meliputi detik, menit, jam, hari, minggu dan seterusnya.
b). Mengukur Kecepatan Benda
“Kecepatan” adalah besaran turunan yang terkait erat dengan
besaran pokok waktu. Besar kecepatan rata-rata atau bisa disebut dengan laju
rata-rata, adalah jarak perpindahan dibagi waktu. Dalam pembelajaran IPA di SD,
materi ini cukup sampai menanamkan pemahaman satuan km/jam dan m/s atau m/detik
saja.
Mengukur Besaran Massa & Besaran Turunannya
Posted in
a). Mengukur Massa dan Berat
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umumnya sering
menggunakan istilah berat untuk massa, misalnya jika seorang ibu menyuruh
anaknya pergi ke warung untuk membeli gula yang massanya 1 kg. dalam fisika
kedua hal tersebut dibedakan. Massa tidak sama dengan berat. Berat adalah besarnya gaya tarik bumi
(gaya gravitasi bumi) terhadap suatu benda. Sedangkan massa adalah ukuran jumlah (kuantitas) zat dari suatu benda.
Gaya gravitasi adalah gaya tarik benda (misalnya planet bumi) yang menyebabkan
benda mengalami percepatan. Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda mengalami
percepatan (dipercepat) jika ia jatuh bebas di sekitar permukaan bumi. Demikian
juga gaya gravitasi bulan atau planet lain. Jadi berat adalah gaya. Satuan berat
sama dengan satuan gaya, yaitu Newton.
Jika sebuah benda dengan massa m dibiarkan jatuh dengan bebas,
percepatan yang dialaminya adalah percepatan gravitasi (g), dan gaya yang bekerja
pada benda hanyalah berat benda itu sendiri, yaitu W. dari hokum II Newton
diperoleh bahwa gaya yang menyebabkan suatu benda bergerak dipercepat (misalnya
pada gerak jatuh bebas) adalah F = m.a. Dimana :
F = Gaya (Newton);
m = Massa benda;
a = Percepatan yang
dialami benda;
Gaya yang bekerja pada benda yang jatuh bebas tidak lain adalah
gaya berat benda itu sendiri, yitu W = m.g. sehingga :
F = W
m.a = m.g
a = g
Dari paparan diatas jelas bahwa percepatan yang menyebabkan
benda dipercepat saat jatuh bebas adalah percepatan gravitasi, dan berat benda
= gaya gravitasi terhadap benda yang besarnya sebanding dengan percepatan
gravitasi. Di bumi, percepatan gravitasi bernilai besar sedangkan di luar
angkasa (pada bagian terluar dari atmosfer) pengaruh gravitasi adalah nol,
tetapi tetap memiliki massa.
Karena perbedaan besar gaya gravitasi manusia yang terjun bebas
di bumi sampai dengan kecepatan di tanah. Tetapi pada posisi tertentu di ruang
angkasa astronot kehilangan bobot sehingga tampak melayang-layang karena gaya
berat menjadi nol. Karena perbedaan karakteristik antara berat dan massa
tersebut maka yang dijadikan besaran pokok adalah massa bukalah berat.
Dalam praktik pengukuran, untuk mengukur berat suatu benda
biasanya digunakan neraca pegas atau dynamometer yang berskala satuan Newton,
sedangkan alat untuk mengukur massa digunakan antara lain : timbangan dacin,
timbangan tuas, atau timbangan digital. Dengan memperhatikan prinsip kerja dynamometer
dan alat menimbang massa.
Untuk menanamkan konsep pengukuran massa dan berat benda pada
siswa SD, guru dapat membimbing siswa melakukan praktik menimbang dengan
menggunakan alat timbang yang dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari
misalnya timbangan berat badan, alat timbangan dapur untuk membuat kue,
timbangan tuas, dan dacin bebek.
b). Mengukur Massa Jenis
Besaran yang terkait dengan massa dan sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah massa jenis atau kerapatan (density) suatu zat. Massa
jenis didefinisikan sebagai massa suatu benda dibagi volumenya. Symbol atau notasi
ilmiah massa jenis adalah (dibaca rho). Satuan massa jenis adalah satuan
massa / satuan volume, misalnya kg/m kubik atau gr/cm kubik. Sangat sering kita
dengar bahwa massa jenis air murni adalah 1.
Pengukuran massa jenis dalam pembelajaran IPA di SD merupakan
lanjutan keterampilan mengukur massa dan volume. Alat yang diperlukan adalah
timbangan, meteran pengukur panjang, dan gelas ukur. Pengukuran massa jenis
dapat juga dikaitkan dengan penanaman konsep terapung, melayang, dan tenggelam
suatu benda di dalam zat cair.
Mengukur Besaran Panjang & Besaran Turunan
Posted in
Sabtu, 06 Oktober 2012
Alat-alat ukur panjang
yang kita kenal adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat ukur
seperti meteran, penggaris, jangka sorong, micrometer skrup dan lain-lain. Jenis-jenis
ukuran panjang tersebut dikelompokkan berdasarkan fungsinya, misalnya : Jangka
sorong dan micrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal suatu benda yang
sangat kecil dan tipis contohnya tebal rambut, tebal kertas, tebal plat, tebal
kawat. Alat-alat tersebut memiliki ketelitian sampai 0,01 mm. Meteran (mistar
penggaris, meteran kain, meteran gulung dan lain-lain) digunakan untuk mengukur
besaran panjang benda yang agak tebal contohnya tebal meja, panjang meja,
panjang kramik, serta benda-benda yang panjangnya hingga berpuluh-puluh meter. Meteran
yang dipasang pada kendaraan digunakan (sepeda motor, mobil, pesawat terbang)
digunakan untuk ukuran yang jauh. Untuk ukuran yang sangat jauh maka dibuat
alat ukur dengan satuan cahaya, misalnya untuk mengukur jarak bumi-bulan,
bumi-matahari, dll.
a). Mengukur Panjang dan Ketebalan
Untuk keperluan
mengajarkan pengukuran panjang kepada siswa SD, siapkan dan kenalkan alat ukur
panjang yang sering siswa jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya :
penggaris plastic 30 cm, meteran kain yang ada di rumah, penggaris kayu yang
ada disekolah, meteran logam untuk tukang kayu, meteran gulung untuk mengukur
luas tanah. Bimbinglah siswa mengukur benda-benda disekitar dengan alat ukur
yang relative tepat. Serta bimbinglah siswa membuat table hasil
pengamatan/pengukuran. Perkenalkan juga kepada siswa mengenai satuan-satuan
panjang selain meter seperti : inci, feet, yard, dan mil serta hubungan
konversi satuan-satuan tersebut.
b). Mengukur Luas
Dari besaran pokok panjang dapat diperoleh
besaran turunan luas dan volume. Luas suatu benda adalah besar bentangan
seluruh permukaan benda tersebut. Di SD siswa dapat ditugaskan untuk mengukur
beberapa benda berdimensi dua dengan bentuk atau bangun geometri yang teratur.
Misalnya segitiga siku-siku, segitiga sama sisi, lingkaran, trapezium, bujur
sangkar, dan persegi panjang. Kepada siswa juga dikenalkan jenis satuan luas
seperti : mm kuadrat, cm kuadrat, dm kuadrat, m kuadrat, dam kuadrat, hm
kuadrat, km kuadrat, are kuadrat, hektar, bata serta hubungan konversi diantara
satuan-satuan tsb. Sesuai dengan
karakteristik pembelajaran IPA dan tahap perkembangan kognitif siswa,
pengukuran luas didasarkan pada benda-benda dengan bentuk yang sederhana yang
sering dijumpai dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Benda tersebut
antara lain adalah : berbagai jenis segitiga ukur dari plastik; permukaan ubin,
permukaan balok (berbentuk empat persegi panjang); tutup kaleng susu/biscuit yang
berbentuk lingkaran, dan bentuk-bentuk sederhana lainnya. Tentu saja hal ini
dapat dilakukan apabila siswa telah memahami rumus-rumus perhitungan luas yang
relevan.
c). Mengukur Volume
Volume suatu benda
ialah besar ruang yang dipenuhi benda itu. Cara mengukur volume benda
tergantung pada jenis dan bentuk geometris benda. Untuk benda padat yang
mempunya bentuk geometris tertentu dan teratur (misalnya balok, kubus, tabung,
dan bola) dapat dihitung volumenya dengan rumus tertentu. Dalam menghitung
volume benda-benda diatas terdapat operasi perkalian antar tiga besaran
panjang, amak satuan volume dinyatakan dalam meter kubik (m pangkat 3). 1 meter
kubik adalah volume sebuah kubus yang panjang setiap rusuknya 1m. Selain m kubik, kenalkan juga kepada siswa satuan
volume lainnya seperti , , dan lain-lain. Serta kenalkan juga satuan lainnya seperti
liter (l), milliliter (ml), cc, barrel, dan gallon. Volume benda cair dan benda
yang bentuk geometrisnya tidak beraturan atau beraturan dapat diukur dengan
menggunakan gelas pengukur (gelas ukur). Setelah zat cair yang
hendak diukur dituangkan kedalam gelas ukur, maka besar volume zat cair
tersebut dapat dibaca pada skala gelas ukur. Pada umunya permukaan zat cair
(selain raksa) agak melengkung dibagian tengahnya (meniscus). Sedangkan volume
benda padat yang tercelup kedalam zat cair sama dengan selisih volume zat cair
sesudah dan sebelum benda tersebut dicelupkan (volume zat cair yang terdesak
oleh benda).
Biasanya skala gelas
ukur dinyatakan dalam millimeter (ml). volume 1 liter = 1000 ml = 1000 cm
kubik, jadi volume 1ml = 1cm kubik. Khusus untuk air murni, 1 ml juga sama
denga 1 gr.
Pengukuran volume
dapat diajarkan kepada siswa SD dengan cara yang bernuansakan bermain yang menarik.
Antara lain dengan menugaskan kepada siswa untuk mengukur volume bermacam-macam
jenis dan bentuk benda yang dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bentuk
benda-benda beraturan misalnya : (1) benda menyerupai balok (dadu, kubus, balok
kayu atau logam, kaleng biscuit, buku tebal, dll); (2) benda menyerupai tabung
(kaleng susu, batu batrei, literan minyak/beras); (3) benda menyerupai bola
(kaleng, bola pingpong, bola voli, bola sepak, dll). Sedangkan untuk
benda-benda tidak beraturan cukup dengan menggunakan gelas ukur.
Saat membahas hasil
pekerjaan siswa dalam bentuk table, guru sangat penting memeriksa dan
memastikan benar-salahnya cara siswa menggunakan rumus atau menggunakan gelas
ukur dalam mengukur volume benda. Pastikan juga bahwa setiap siswa pernah dan
mampu melakukan pengukuran volume tersebut. Selain itu, sangat perlu guru
menanamkan sikap kehati-hatian, kecermatan dan kebersihan/kerapihan kepada
siswa pada saat mereka menggunakan alat, melakukan pengukuran dan perhitungan.
Langganan:
Postingan (Atom)