Mengukur adalah proses membandingkan
suatu besaran dengan besaran standar sejenis dengan cara dan system tertentu. Secara
umum setiap orang dapat menentukan besaran standar, cara alat, dan system yang
digunakan untuk melakukan pengukuran. Contohnya ketika seseorang akan membagi
batang bambu menjadi beberapa potong, mungkin ia akan menggunakan besaran dan
satuan standar “jengkal” serta tangan sebagai cara, alat, dan system dalam
melakukan pengukuran panjang potongan-potongan bambu tersebut.
Tentu
saja hasil pengukuran tersebut sangat subyektif dan tidak akurat. Agar hasil
pengukuran akurat dan obyektif, maka pengukuran harus menggunakan cara, atal,
dan sistem yang telah disepakati dan diterima dalam dunia ilmiah. Selain itu,
perlu juga diperhatikan aturan penulisan hasil pengukuran.
Pada umumnya data hasil pwngukuran tidak dalam
bentuk bilangan bulat, bahkan bilangan desimal dengan digit yang sangat banyak,
maka diperlukan sebuah aturan pembulatan untuk menyingkat laporan pengukuran
hingga digit yang diperlukan saja. Misalnya jika kita
peroleh panjang meja 2,7435 meter, bukankah cukup melaporkannya hingga satu
digit di belakang koma saja sehingga menjadi 2,7 meter. Aturan pembulatan
terkadang sangat penting ketika kita berhadapan dengan angka-angka pecahan
dengan jumlah desimal yang banyak. Dalam pembulatan terdapat aturan, yaitu :
Aturan I :
Jika angka dibelakang angka terakhir yang
ingin diruliskan kurang dari 5, maka hilangkan angka tersebut dalam semua angka
dibelakangnya. Misalnya kita ingin membulatkan 5,3467 menjadi satu angka
dibelakang koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah angka 4, dan
kurang dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut menjadi
5,3.
Contoh : Bulatkanlah 4,3423 menjadi sampai 2
digit di belakang koma.
Jawab : Hasil pembulatannya 4,34 karena
setelah digit kedua bernilai dibawah 5 (yakni 2).
Aturan II :
Namun jika angka
dibelakang angka terakhir yang ingin dituliskan lebih dari 5, maka tambahkan
digit terkahir dengan 1. Misalnya kita ingin membulatkan 5,3867 menjadi 1 angka
dibelakang koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah 8, dan 8 lebih
dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut dan tambahkan 3
dengan 1, sehingga 5,4.
Contoh : Bulatkanlah
4,3473 menjadi sampai du digit dibelakang koma.
Jawab:Hasil
pembulatannya 4,35 karena setelah digit kedua bernilai diatas 5 (yakni 7)
0 komentar:
Posting Komentar